Saturday 31 March 2012

Kopi Luwak, Kopi Paling Mantap

Kopi Luwak. Kopi yang akan terkenal kelezatannya, bahkan harga satu cangkir kopi luwak bisa mencapi ratusan ribu rupiah. Kopi Luwak sendiri terbuat dari kotoran hewan luwak, proses terjadinya adalah luwak yang memakan biji kopi hanya bisa memakan kulitnya saja tetapi, biji kopi tersebut dikeluarkan bersamaan dengan kotoran hewan tersebut.


Kopi Luwak merupakan salah satu dari jenis kopi yang berasal dari biji kopi yang sebelumnya sudah dimakan dan masuk kedalam pencernaan hewan bernama luwak. Kepopuleran kopi ini sudah dikenal dikalangan para penggemar kopi bahkan sampai luar negeri. Bahkan di negeri Paman Sam, dapat ditemukan kafe atau coffee shop yang menjual kopi luwak atau Civet Coffe. Kopi luwak ini bisa dibeli dengan harga yang lumayan mahal. Kopi yang diambil dari kotoran binatang luwak ini harganya terbilang tinggi dibanding dengan kopi jenis lain. Namun, hal itu tidak mengurangi penikmat kopi untuk memburu kopi luwak ini.

Foto : Seekor Luwak Bersama kotoran dan Secangkir kopi luwak


Asal mula Kopi Luwak terkait erat dengan sejarah pembudidayaan tanaman kopi di Indonesia. Pada awal abad ke-18, Belanda membuka perkebunan tanaman komersial di koloninya di Hindia Belanda terutama di pulau Jawa dan Sumatera.Salah satunya adalah bibit kopi arabika yang didatangkan dari Yaman. Pada era "Tanam Paksa" atau Culturstelsel (1830—1870), Belanda melarang pekerja perkebunan pribumi memetik buah kopi untuk konsumsi pribadi, akan tetapi penduduk lokal ingin mencoba minuman kopi yang terkenal itu. Kemudian pekerja perkebunan akhirnya menemukan bahwa ada sejenis musang yang gemar memakan buah kopi, tetapi hanya daging buahnya yang tercerna, kulit ari dan biji kopinya masih utuh dan tidak tercerna. Biji kopi dalam kotoran luwak ini kemudian dipunguti, dicuci, disangrai, ditumbuk, kemudian diseduh dengan air panas, maka terciptalah kopi luwak. Kabar mengenai kenikmatan kopi aromatik ini akhirnya tercium oleh warga Belanda pemilik perkebunan, maka kemudian kopi ini menjadi kegemaran orang kaya Belanda. Karena kelangkaannya serta proses pembuatannya yang tidak lazim, kopi luwak pun adalah kopi yang mahal sejak zaman kolonial.


Kopi ini memiliki khasiat yang banyak antara lain: Mencegah penyakit saraf, Melindungi gigi, Menurunkan resiko kanker payu dara, Melindungi kulit, dan juga bisa mencegah diabetes. Kopi ini sudah dikembangkan oleh berbagai perusahaan, yang membuat rasa dan varian yang bermacam-macam.

Friday 30 March 2012

Rendang Makanan Terlezat Didunia

Rendang - biasa orang minang mengatakan Randang adalah salah satu masakan tradisional Minangkabau, Sumatera Barat yang menggunakan daging dan santan kelapa sebagai bahan utama dengan kandungan bumbu rempah-rempah yang kaya. Masakan dengan citarasa yang pedas ini digemari oleh seluruh kalangan masyarakat, dan dapat ditemukan di seluruh Rumah Makan Padang di IndonesiaMalaysia, ataupun di negara lainnya, sebagai menu andalan . Masakan ini kadang lebih dikenal dengan nama Rendang Padang, padahal rendang merupakan masakan khas Minang secara umum.



 Dan, boleh anda ketahui bahwa, masakan satu ini merupakan, makanan terlezat di dunia dalam daftar World’s 50 Most Delicious Foods, yang digelar oleh CNN International pada tahun 2011.
Asal-usul rendang ditelusuri berasal dari Sumatera, khususnya Minangkabau. Bagi masyarakat Minang, rendang sudah ada sejak dahulu dan telah menjadi masakan tradisi yang dihidangkan dalam berbagai acara adat dan hidangan keseharian. Sebagai masakan tradisi, rendang diduga telah lahir sejak orang Minang menggelar acara adat pertamanya. Kemudian seni memasak ini berkembang ke kawasan serantau berbudaya Melayu lainnya; mulai dari Mandailing, Riau, Jambi, hingga ke negeri seberang di Negeri Sembilan yang banyak dihuni perantau asal Minangkabau. Karena itulah rendang dikenal luas baik di Sumatera dan Semenanjung Malaya. Makanan lezat ini pernah diakui oleh Malaysia sebagai suatu masakan asal Malasyia.

Thursday 29 March 2012

STMIK AMIKOM Yogyakarta

STMIK AMIKOM Yogyakarta - salah satu Perguruan Tinggi Swasta  yang ada di Yogyakarta. Perguruan tinggi ini didirikan pada tanggal 29 Desember 1992. Kampus ungu ini telah mendapatkan beberapa penghargaan dari dalam maupun dari luar negeri. Sebanyak sebelas Internasional award telah diraih oleh kampus ungu tersebut. Bahkan mendapatkan Private Entrepreneurial Model University by UNESCO, suatu lembaga pendidikan dibawah naungan PBB.
Foto: Gedung Pusat STMIK AMIKOM Yogyakarta
Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer AMIKOM Yogyakarta (selanjutnya disebut STMIK AMIKOM Yogyakarta) merupakan salah satu perguruan tinggi swasta yang berkedudukan di Yogyakarta di bawah naungan Yayasan AMIKOM Yogyakarta. STMIK AMIKOM Yogyakarta merupakan sebuah perguruan tinggi hasil pengembangan dari Akademi Manajemen Informatika dan Komputer "AMIKOM Yogyakarta".
Akademi Manajemen Informatika dan Komputer Yogyakarta sebagai lembaga pendidikan tinggi yang didirikan berdasarkan keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 084/D/O/1994 tentang Pemberian Status Terdaftar kepada Jurusan / Program Studi untuk Jenjang Program Studi D-III pada AMIKOM Yogyakarta di Yogyakarta dan bernaung di bawah Yayasan AMIKOM Yogyakarta. Memiliki Program Studi di bawah Yayasan AMIKOM Yogyakarta. Memiliki Program Studi Manajemen Informatika dan Sistem Informasi. Program studi ini masing-masing dikelola oleh seorang Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan yang didukung oleh Perangkat Dosen, dan Staff Administrasi.

Tradisi Usai Panen Warga Bone

Tradisi mallanca - merupakan tradisi usai panen besar, warga Desa Corawali, Kecamatan Barebbo, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, menggelar tradisi mallanca atau adu betis. Selain merupakan ungkapan syukur warga kepada Yang Maha Kuasa atas panen yang melimpah, tradisi itu juga dimaksudkan sebagai ajang silaturahmi. 



Meski terkesen anarkis, permainan rakyat yang dinamakan Mallanca ini sangat diminati oleh warga. Tradisi ini sudah berlangsung sejak ratusan tahun yang lalu, permainan rakyat ini sudah berlangsung secara turun temurun dan digelar setiap usai panen, hal ini dilakukan untuk menguji kekuatan betis.


Sebelum permainan rakyat ini dimulai, kaum ibu di desa tersebut terlebih dahulu menyajikan makanan yang dibawa dari rumah untuk disantap bersama. Baik untuk peserta Mallannca, maupun penonton yang datang dari desa tetangga.


Dalam tradisi tersebut satu persatu peserta atau para jawara kampung memperagakan kekuatan betisnya. Dalam permainan ini tak jarang para peserta mengalami kesakitan, bahkan keseleo akibat hantaman kekuatan kaki lawan. 


Dalam tradisi itu, dua orang dewasa dalam satu tim melawan dua orang di tim lainnya. Tiap orang dalam masing-masing tim memiliki peran tersendiri. Salah seorang yang menjadi target adu betis memasang kaki dengan kuda-kuda kuat, sedangkan temannya berdiri di belakang untuk menahan temannya itu dengan kakinya. 


Lawan yang sudah siap dengan kuda-kudanya langsung menendang bagian betis targetnya. Adu betis pun berlangsung. 


Sebelum melaksanakan adu betis, para peserta sudah mempersiapkan diri dengan melakukan ritual dan menjampi-jampi bagian betisnya. Mereka meyakini, ritual yang mereka lakukan akan menghindarkan mereka dari petaka. Pasalnya, tidak jarang warga yang mengalami patah tulang saat mengadu betisnya dengan lawannya. 


Meski terbilang ekstrim lantaran tanpa menggunakan pengaman, kegiatan itu menjadi hiburan tersendiri bagi warga. Tradisi itu bukan hanya tontotonan kaum pria dewasa, anak-anak dan ibu-ibu pun ikut menikmatinya. 


Mallanca digelar selama empat jam dari siang hingga menjelang sore. Sehingga warga masih punya waktu untuk kembali ke rumah masing-masing dan membereskan gabah yang mereka jemur.

Ngaben Tradisi Bakar Mayat

Ngaben - adalah upacara penyucian atma (roh) fase pertama sbg kewajiban suci umat Hindu Bali terhadap leluhurnya dengan melakukan prosesi pembakaran jenazah. Seperti yg tulis di artikel ttg pitra yadnya, badan manusia terdiri dari badan kasar, badan halus dan karma. Badan kasar manusia dibentuk dari 5 unsur yg disebut Panca Maha Bhuta yaitu pertiwi (zat padat), apah (zat cair), teja (zat panas) bayu (angin) dan akasa (ruang hampa). Kelima unsur ini menyatu membentuk fisik manusia dan digerakan oleh atma (roh). Ketika manusia meninggal yg mati adalah badan kasar saja, atma-nya tidak. Nah ngaben adalah proses penyucian atma/roh saat meninggalkan badan kasar. Ada beberapa pendapat ttg asal kata ngaben. Ada yg mengatakan ngaben dari kata beya yg artinya bekal, ada juga yg mengatakan dari kata ngabu (menjadi abu), dll.


Foto : Sebelum dibakar diarak terlebih dahulu
Hanya melalui pembakaran jenazahlah jiwa dapat dilepaskan dari dunia sementara untuk mendapatkan kehidupan setelah kematian. Dan untuk menjalani ini beberapa upacara dan ritual harus diikuti, terutama ketika keturunan kerajaan meninggal. Pada kematian tubuh harus dibakar oleh api karena jiwa harus kembali pada lima elemen yang dikenal dengan Panca Maha Buta (bumi, angin, api, air dan eter)  hal ini bertujuan untuk mengirim jiwa pada kehidupan setelah kematian.
Hanya dengan mengikuti upacara dan ritual yang layak dan tepat, jiwa akan bebas dari tubuh untuk dilahirkan kembali dan akhirnya menggapai Moksa, kelepasan atau kebebasan dari ikatan duniawi.
Upacara pembakaran jenazah di Bali mewah dan mahal. Lebih tinggi status seseorang, persiapan megah dan dekorasi yang dibutuhkan akan semakin tinggi. Oleh karena itu, jenazah Almarhum harus dikubur untuk beberapa saat sebelum keluarga dan masyarakat bisa mengumpulan dana yang cukup. Ini merupakan adat yang umum bagi masyarakat biasa untuk menunggu pembakaran jenazah seorang bangsawan atau pemuka agama yang nantinya digabung dalam ritual ngiring untuk pembakaran jenazah keluarga mereka jika diizinkan.
Beberapa hari sebelum hari pembakaran, jiwa Almarhum yang mengembara dipanggil untuk bersatu dengan tubuhnya, biasanya disimbolkan oleh patung orang, dibawa ke rumah untuk dimandikan berulang-ulang, dipersiapkan oleh anggota keluarga.
Pada malam pembakaran, para pendeta mempersembahkan persembahan pada kekuatan supranatural yang diminta untuk membuka jalan bagi jiwa, sementara para anggota keluarga berdoa untuk membebaskan jiwa Almarhum ke surga.
Hari berikutnya, jenazah dibawa ke alam terbuka dimana pembakaran diadakan, yang biasanya setelah matahari melewati titik puncaknya. Ketika semua tubuh sudah terbakar, anggota keluarga mengumpulkan debu-debu dan tulang Almarhum, dan kemudian patung orang yang meninggal tersebut dibawa dalam prosesi di laut atau sungai, kemudian debu dituangkan ke dalam air, kedalam perlindungan dewa laut.
Bulan-bulan atau tahun-tahun berikutnya setelah pembakaran, ketika dana sudah cukup terkumpul, akan ada upacara-upacara lagi untuk meyakinkan pemisahan jiwa yang sempurna dari ikatan keduniawian, bertujuan untuk melepaskan jiwa ke surga. Pada upacara terakhir disebut upacara nyagara-gunung, keluarga mengekpresikan terima kasih mereka pada dewa laut di candi-candi gunung dimana jiwa yang suci diabadikan di candi, untuk menunggu kelahiran kembali atau kebebasan dari lingkaran kelahiran kembali.

Nyadran Tradisi Masyarkat Jawa

Nyadran - merupakan tradisi telah tumbuh dalam masyarakat dan biasanya berhubungan erat dengan sumber daya alam dan kondisi hidup setempat. Dengan kata lain, seringkali tradisi seperti inilah yang lebih ramah lingkungan dan secara langsung ataupun tidak langsung memberi pengetahuan tentang keadaan lokal.

Foto ketika makanan dikumpulkan dan akan dimakan bersama-sama

Bagi masyarakat Jawa, kegiatan tahunan yang bernama nyadran atau sadranan merupakan ungkapan refleksi sosial-keagamaan. Hal ini dilakukan dalam rangka menziarahi makam para leluhur. Ritus ini dipahami sebagai bentuk pelestarian warisan tradisi dan budaya para nenek moyang. Nyadran dalam tradisi Jawa biasanya dilakukan pada bulan tertentu, seperti menjelang bulan Ramadhan, yaitu Sya'ban atau Ruwah.


Nyadran dengan ziarah kubur merupakan dua ekspresi kultural keagamaan yang memiliki kesamaan dalam ritus dan objeknya. Perbedaannya hanya terletak pada pelaksanaannya, di mana nyadran biasanya ditentukan waktunya oleh pihak yang memiliki otoritas di daerah, dan pelaksanaannya dilakukan secara kolektif.

Tradisi nyadran merupakan simbol adanya hubungan dengan para leluhur, sesama, dan Yang Mahakuasa atas segalanya. Nyadran merupakan sebuah pola ritual yang mencampurkan budaya lokal dan nilai-nilai Islam, sehingga sangat tampak adanya lokalitas yang masih kental islami.

Budaya masyarakat yang sudah melekat erat menjadikan masyarakat Jawa sangat menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dari kebudayaan itu. Dengan demikian tidak mengherankan kalau pelaksanaan nyadran masih kental dengan budaya Hindhu-Buddha dan animisme yang diakulturasikan dengan nilai-nilai Islam oleh Wali Songo.

Secara sosio-kultural, implementasi dari ritus nyadran tidak hanya sebatas membersihkan makam-makam leluhur, selamatan (kenduri), membuat kue apem, kolak, dan ketan sebagai unsur sesaji sekaligus landasan ritual doa. Nyadran juga menjadi ajang silaturahmi keluarga dan sekaligus menjadi transformasi sosial, budaya, dan keagamaan.

Prosesi ritual nyadran biasanya dimulai dengan membuat kue apem, ketan, dan kolak. Adonan tiga jenis makanan dimasukkan ke dalam takir, yaitu tempat makanan terbuat dari daun pisang, di kanan kiri ditusuki lidi (biting). Kue-kue tersebut selain dipakai munjung/ater-ater (dibagi-bagikan) kepada sanak saudara yang lebih tua, juga menjadi ubarampe (pelengkap) kenduri. Tetangga dekat juga mendapatkan bagian dari kue-kue tadi. Hal itu dilakukan sebagai ungkapan solidaritas dan ungkapan kesalehan sosial kepada sesama.

Selesai melakukan pembersihan makam, masyarakat kampung menggelar kenduri yang berlokasi di sepanjang jalan menuju makam atau lahan kosong yang ada di sekitar makam leluhur (keluarga). Kenduri dimulai setelah ada bunyi kentongan yang ditabuh dengan kode dara muluk (berkepanjangan). Lalu seluruh keluarga dan anak-anak kecil serta remaja hadir dalam acara kenduri itu.

Tiap keluarga biasanya akan membawa makanan sekadarnya, beragam jenis, lalu duduk bersama dalam keadaan bersila. Kemudian, kebayan desa membuka acara, isinya bermaksud untuk mengucapkan rasa syukur dan terima kasih kepada warga yang sudah bersedia menyediakan makanan, ambengan, dan lain-lain termasuk waktunya. Setelah itu, Mbah Kaum (ulama lokal) yang sudah dipilih menjadi rois, maju untuk memimpin doa yang isinya memohon maaf dan ampunan atau dosa para leluhur atau pribadi mereka kepada Tuhan Yang Mahakuasa.

Doanya menggunakan tata cara agama Islam, warga dan anak-anak mengamini. Suasana ceria anak-anak tergambar dengan semangat melafalkan amin sambil berteriak. Selesai berdoa, semua yang hadir mencicipi makanan yang digelar.

Pada saat itu ada yang tukar-menukar kue, ada yang asyik ngobrol dengan kanan-kiri, maklum beberapa warga pulang dari perantauan hadir dalam kenduri. Biasanya Mbah Kaum diberi uang wajib dan makanan secukupnya, sedangkan yang tak hadir atau si miskin diberi gandhulan, nasi, kue yang dikemas khusus kemudian diantar ke rumah yang sudah disepakati diberi gandhulan.

Dari tata cara tersebut, jelas nyadran tidak sekadar ziarah ke makam leluhur, tetapi juga ada nilai-nilai sosial budaya, seperti budaya gotongroyong, guyub, pengorbanan, ekonomi. Bahkan, seusai nyadran ada warga yang mengajak saudara di desa ikut merantau dan bekerja di kota-kota besar.

Di sini ada hubungan kekerabatan, kebersamaan, kasih sayang di antara warga atau anggota trah. Di samping itu, semakin jelas adanya nilai transformasi budaya dan tradisi dari yang tua kepada yang muda.

Nyadran merupakan ekspresi dan ungkapan kesalehan sosial masyarakat di mana rasa gotong- royong, solidaritas, dan kebersamaan menjadi pola utama dari tradisi ini. Ungkapan ini pada akhirnya akan menghasilkan sebuah tata hubungan vertikal-horizontal yang lebih intim. Dalam konteks ini, maka nyadran akan dapat meningkatkan pola hubungan dengan Tuhan dan masyarakat (sosial), sehingga akhirnya akan meningkatkan pengembangan kebudayaan dan tradisi yang sudah berkembang menjadi lebih lestari.

Dalam konteks sosial dan budaya, nyadran dapat dijadikan sebagai wahana dan medium perekat sosial, sarana membangun jati diri bangsa, rasa kebangsaan dan nasionalisme (Gatot Marsono). Dalam prosesi ritual atau tradisi nyadran kita akan berkumpul bersama tanpa ada sekat-sekat dalam kelas sosial dan status sosial, tanpa ada perbedaan agama dan keyakinan, golongan ataupun partai.

Nyadran menjadi ajang untuk berbaur dengan masyarakat, saling mengasihi, saling menyayangi satu sama lain. Nuansa kedamaian, humanitas dan familiar sangat kental terasa. Apabila nyadran ditingkatkan kualitas jalinan sosialnya, rasanya Indonesia ini menjadi benar-benar rukun, ayom-ayem, dan tenteram.

Nyadran dalam konteks Indonesia saat ini telah menjelma sebagai refleksi, wisata rohani kelompok masyarakat di tengah kesibukan sehari-hari. Masyarakat, yang disibukkan dengan aktivitas kerja yang banyak menyedot tenaga sekaligus (terkadang) sampai mengabaikan religiusitas, melalui nyadran, seakan tersentak kesadaran hati nuraninya untuk kembali bersentuhan dan bercengkrama dengan nilai-nilai agama: Tuhan.

Selain di daerah Jawa Tengah, masyarakat pesisir pantai utara, seperti Cirebon juga mengenal nyadran. Di Cirebon, nyadran dikenal sebagai upacara buang saji ke lautan lepas. Tujuan utama dari upacara ini adalah rasa syukur dan terima kasih kepada Tuhan atas hasil tangkapan ikan yang berlimpah karena masyarakat di sini sebagian besar nelayan.

Wednesday 28 March 2012

Indahnya Tanah Lot

Tanah Lot - adalah sebuah objek wisata di Bali, Indonesia. Di sini ada dua pura yang terletak di atas batu besar. Satu terletak di atas bongkahan batu dan satunya terletak di atas tebing mirip dengan Pura Uluwatu. Pura Tanah Lot ini merupakan bagian dari pura Dang Kahyangan. Pura Tanah Lot merupakan pura laut tempat pemujaan dewa-dewa penjaga laut.


Foto Tanah Lot Pada Siang Hari

 
Indahnya Tanah Lot Ketika Sunset

Menurut legenda, pura ini dibangun oleh seorang brahmana yang mengembara dari Jawa. Beliau adalah Sanghyang Nirantha yang berhasil menguatkan kepercayaan penduduk Bali akan ajaran Hindu dan membangun Sad Kahyangan tersebut pada abad ke-16. Pada saat itu penguasa Tanah Lot, Bendesa Beraben, iri terhadap beliau karena para pengikutnya mulai meninggalkannya dan mengikuti Sanghyang Nirantha.
Bendesa Beraben menyuruh Sanghyang Nirantha untuk meninggalkan Tanah Lot. Beliau menyanggupi dan sebelum meninggalkan Tanah Lot beliau dengan kekuatannya memindahkan Bongkahan Batu ke tengah pantai (bukan ke tengah laut) dan membangun pura disana.
Beliau juga mengubah selendangnya menjadi ular penjaga pura. Ular ini masih ada sampai sekarang dan secara ilmiah ular ini termasuk jenis ular laut yang mempunyai ciri-ciri berekor pipih seperti ikan, warna hitam berbelang kuning dan mempunyai racun 3 kali lebih kuat dari ular cobra. Akhir dari legenda menyebutkan bahwa Bendesa Beraben’akhirny’ menjadi pengikut Sanghyang Nirantha.
Disebelah utara Pura Tanah Lot terdapat sebuah pura yang terletak di atas tebing yang menjorok ke laut. Tebing ini menghubungkan pura dengan daratan dan berbentuk seperti jembatan, melengkung gitu. Apabila kamu turun ke pantai antara Pura Tanah Lot dengan tebing, maka pada bulan tertentu kamu akan menyaksikan sunset terhebat versi gue. Bola matahari yang berwarna merah akan tepat berada di lobang tebing. Seperti mata yang lelah memandang dunia. Sayang nya pemandangan ini cuman ada pada bulan-bulan tertentu yaitu saat matahari tenggelam condong ke utara.
Obyek wisata tanah lot terletak di Desa Beraban Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan, sekitar 13 km barat Tabanan. Disebelah utara Pure Tanah Lot terdapat sebuah pura yang terletak di atas tebing yang menjorok ke laut. Tebing ini menghubungkan pura dengan daratan dan berbentuk seperti jembatan (melengkung). Tanah Lot terkenal sebagai tempat yang indah untuk melihat matahari terbenam (sunset), turis-turis biasanya ramai pada sore hari untuk melihat keindahan sunset di sini.

Bunaken Tempat Menyelam yang Sangat Indah


Laut Pulau Bunaken
Kondisi terumbu karang yang sangat eksoktis
Bunaken - adalah Tempat pariwisata bahari yang sangat terkenal dari negara Indonesia. sebuah pulau seluas 8,08 km² di Teluk Manado, yang terletak di utara pulau Sulawesi, Indonesia. Pulau ini merupakan bagian dari kota Manado, ibu kota Sulawesi Utara, Indonesia. Pulau Bunaken dapat di tempuh dengan kapal cepat (speed boat) atau kapal sewaan dengan perjalanan sekitar 30 menit dari pelabuhan kota Manado. Di sekitar pulau Bunaken terdapat taman laut Bunaken yang merupakan bagian dari Taman Nasional Bunaken. Taman laut ini memiliki biodervisitas kelautan salah satu yang tertinggi di dunia. selam scuba menarik banyak pengunjung ke pulau ini. Secara keseluruhan taman laut Bunaken meliputi area seluas 75.265 hektare dengan lima pulau yang berada di dalamnya, yakni Pulau Manado Tua, Pulau Bunaken, Pulau Siladen,Pulau Mantehage berikut beberapa anak pulaunya, dan Pulau Naen. Meskipun meliputi area 75.265 hektare, lokasi penyelaman (diving) hanya terbatas di masing-masing pantai yang mengelilingi kelima pulau itu.
Taman laut Bunaken memiliki 20 titik penyelaman (dive spot) dengan kedalaman bervariasi hingga 1.344 meter. Dari 20 titik selam itu, 12 titik selam di antaranya berada di sekitar Pulau Bunaken. Dua belas titik penyelaman inilah yang paling kerap dikunjungi penyelam dan pecinta keindahan pemandangan bawah laut.
Sebagian besar dari 12 titik penyelaman di Pulau Bunaken berjajar dari bagian tenggara hingga bagian barat laut pulau tersebut. Di wilayah inilah terdapatunderwater great walls, yang disebut juga hanging walls, atau dinding-dinding karang raksasa yang berdiri vertikal dan melengkung ke atas. Dinding karang ini juga menjadi sumber makanan bagi ikan-ikan di perairan sekitar Pulau Bunaken.
Sayang sekali akibat nama besarnya, banyak orang Indonesia yang bahkan tidak pernah menginjakkan kakinya di Tanah Lumiimut, merasa telah mengenal dan tahu tentang Bunaken, bicara tentang Taman Nasional Bunaken, berarti berbicara tentang International Heritage and a miracle of Bunaken. Banyak peneliti dari luar negeri sangat menyayangkan kesalahan informasi dari Indonesia. Bunaken lebih daripada sekedar tahu dalam buku, Bunaken adalah pengalaman menyelam.

Kampung Vietnam Di Pulau Galang

Kampung Vietnam - bisa diketahui dari namanya bahwa kampung ini berisi para orang - orang vietnam pada tahun 1970-an. Kampung ini terdapat di sebuah pulau yang bernama pulau galang, Provinsi Riau
Peristiwanya terjadi pertengahan tahun 1970-an setelah berakhirnya perang Vietnam yang ternyata menghadapkan dunia internasional pada masalah serius para pengungsi. Pemicu utamanya adalah jatuhnya Vietnam Selatan ke tangan kekuasaan Vietnam Utara atau Vietkong, selain situasi kaostis di Kamboja.
Pulau Galang mencuat namanya sekitar 18 tahun lalu, tidak saja di Indonesia tetapi juga di dunia internasional, karena sekira 3,5 tanahnya yang masih menghutan, oleh UNHCR (United Nation High Commission for Refugees,) atas persetujuan pemerintah pusat, dibangun pusat pemukiman sementara pengungsi Vietnam yang meninggalkan negerinya karena dilanda perangan. Para pengungsi Vietnam itu dikenal pada waktu itu sebagai “manusia perahu”. Menurut keterangan para petugas yang masih berada di tempat permukiman itu, orang-orang Vietnam yang keluar dari kampung halamannya itu mengarungi sekitar Laut Cina Selatan dan masuk perairan Indonesia dengan menggunakan perahu tua berbagai ukuran yang bocor. Pada setiap perahu itu ada yang berpenumpang sekira 40-100 orang, terdampar atau mendamparkan diri di sekitar pantai Tanjung Uban, Kepulauan Natuna, Pulau Galang dan di sekitar pulau-pulau kecil lainnya yang tidak berpenghuni. Pada waktu itu mereka ditemukan dan ditolong oleh patroli Angkatan Laut Indonesia dan para nelayan setempat.

Foto salah satu perahu yang digunakan
 
Peristiwanya terjadi pertengahan tahun 1970-an setelah berakhirnya perang Vietnam yang ternyata menghadapkan dunia internasional pada masalah serius para pengungsi. Pemicu utamanya adalah jatuhnya Vietnam Selatan ke tangan kekuasaan Vietnam Utara atau Vietkong, selain situasi kaostis di Kamboja.
Peristiwa tersebut yang kemudian menimbulkan kekhawatiran banyak orang di wilayah selatan Vietnam dan mendorong mereka meninggalkan kampung halamannya untuk mencari perlindungan baru. Dengan demikian, banyak alasan para pengungsi itu meninggalkan tanah air mereka, laki-laki, perempuan, tua-muda, dan anak-anak menyelamatkan diri. Mereka dengan menggunakan perahu tua yang bocor itu, berlayar ke laut terbuka tanpa tujuan yang jelas, dan sampailah di perairan Indonesia. Di kemudian hari mereka menjadi masalah banyak negara dan melibatkan perhatian dunia internasional.
Indonesia pada saat itu adalah satu-satunya negara di Asia Tenggara yang memberikan respons yang muncul terhadap masalah internasional yang urgen itu. Dan menolong para pengungsi itu untuk masuk, dan setuju Pulau Galang yang terletak sekira 50 km sebelah selatan Pulau Batam dan hanya sekira setengah jam dari Singapura dengan menggunakan feri, dipilih sebagai tempat transit para pengungsi Vietnam. Sambil menunggu mereka secara administratif diproses untuk dikirim ke negara ketiga.
 
 
Di areal peruntukan pemukiman di Pulau Galang itu, UNHCR membangun perkampungan yang dilengkapi dengan berbagai sarana dan prasarana lengkap dan sangat memadai, seperti jalan yang teratur dan kualitas sangat baik yang menghubungkan dengan pelabuhan kecil yang digunakan sebagai lalu lintas suplai kebutuhan hidup para pengungsi itu. Tempat ini dikenal dengan nama Pelabuhan Karyapura. Di situ terdapat restoran makanan laut yang diusahakan oleh para pengungsi, gedung pertemuan, sekolah, gereja, pintu masuk melalui darat dan bangunan untuk fasilitas latihan para petugas daerah. Di pemukiman tersebut, dibangun pula perumahan untuk pegawai lokal UNHCR, pagoda, rest area, camping ground, “Galang Memorial Hall”. Ada sekira 500 orang meninggal di kampung Vietnam itu, karena memang sudah tua dan sakit. Mereka dikuburkan dalam suatu areal pemakaman yang teratur dan terawat baik.
Perumahan pengungsi dan sarana gedung lainnya yang sekarang sebagian besar tampak tidak terawat, kecuali bangunan suci umat Budha (pagoda) dimanfaatkan dan dirawat orang-orang Budha Cina Riau. Bangunan yang ada itu sekarang sedang direnovasi dan dimanfaatkan sebagai salah satu unggulan kawasan wisata pemerintah daerah Batam. 
 

Tempat tinggal para pengungsi
 
“Kampung Vietnam” di Pulau Galang yang sejak tahun 1979-1996 pernah dihuni sekira 250.000 orang manusia perahu yang dikumpulkan dari berbagai tempat di sekitar Kepulauan Riau itu. Sebelumnya mereka hidup bersama penduduk setempat dengan imbalan barang-barang yang mereka bawa. Pada umumnya mereka memberikan imbalan berupa emas. Dan kesan penduduk yang pernah berhubungan dengan para pengungsi itu, di antara mereka tampaknya banyak orang yang tergolong berada. Atas prakarsa pemerintah dan UNHCR, sengaja mereka dikonsentrasikan pada suatu tempat permukiman yang tertutup interaksinya dengan penduduk setempat untuk memudahkan pengawasan, pengaturan dan keamanan mereka. Selain itu, pemerintah khawatir akan berjangkitnya penyakit kelamin yang mengerikan yang kedapatan di antara mereka, yang disebut Vietnam Rose, sebelum orang mengenal virus HIV yang lebih mengerikan lagi.
Sekarang, perkampungan para pengungsi Vietnam itu telah menjadi wilayah terbuka untuk dikunjungi masyarakat karena telah ditinggalkan para pengungsi.
Selama 18 tahun, dengan dukungan mengesankan dari komunitas internasional, UNHCR/badan PBB yang berurusan dengan masalah-masalah pengungsi dan pemerintah Indonesia yang diwakili oleh Angkatan Laut pada waktu itu, para pengungsi Vietnam yang dilindungi di Pulau Galang telah berhasil dipulangkan. Sekira 5.000 orang pengungsi kembali ke kampung halamannya dan yang lainnya meninggalkan Pulau Galang menuju tanah airnya yang baru, tersebar di negara-negara ketiga, di antaranya ada yang menuju Australia dan Amerika Serikat. Perkampungan Vietnam yang sejuk dan indah serta jauh dari keramaian itu, bagi mereka hanya tinggal kenangan yang tentu sulit untuk mereka lupakan. Di mana UNHCR dan pemerintah Indonesia menyatakan bahwa areal permukiman Vietnam itu menjadi wilayah konservasi sebagai “museum terbuka” untuk umum yang dilindungi keberadaannya sebagai bukti kepada dunia bahwa Indonesia memiliki komitmen tinggi dalam menegakkan nilai-nilai kemanusiaan yang penting dalam sejarah peradaban modern di Asia Tenggara.
Pada tahun 1996, seluruh pengungsi dipulangkan kembali ke negara-nya, dan sekarang objek wisata bersejarah tersebut dapat kita nikmati dan kita jadikan pembelajaran tentang bagaimana perjuangan masyarakat Vietnam bertahan hidup di tanah rantau.

Wentira Hutan Belantara Yang Misterius

 
Foto tikungan Wentira
  
Foto penggambaran Wentira sebagai kota modern 
Wentira - mungkin orang tidak mengenalnya, ya sebuah hutan belantara ini sangat misterius. Bahkan sejak penjajahan jepang. Jepang yang saat itu menjajah Indonesia cukup terkejut ketika melintasi atas hutan belantara wentira. Para penjajah melihat bahwa disitu terdapat kota yang sangat megah, mengalahkan kota-kota di eropa, tapi setelah ditelusuri ternyata bukan kota yang ditemukan tetapi sebuah hutan belantara.
Wentira itulah namanya yang saat ini di kenal oleh warga di Sulawesi Tengah. Wentira bagi anda yang bukan warga Sulawesi Tengah memang asing di dengar, di sini akan saya ceritakan untuk anda tentang kehidupan di alam wentira yang kalau di lihat dengan mata bisasa hanyalah sebuah tikungan tajam yang merupakan jembatan dan tugu.

Cerita mengenai keberadaa komunitas jin Uwentira beredar cukup santer di kalangan masyarakat Palu. Mendengar kata Uwentira atau Wentira, mereka merujuk pada cerita, kisah maupun mitos soal keberadaan komunitas yang tak kasat mata ini. Hanya sedikit orang yang bisa melihatnya bahkan bisa berkomunikasi dengan warga Uwentira yang sering muncul bahkan di pasar-pasar di Palu dan sekitarnya. Kawasan Wentira ini oleh kalangan paranormal di Indonesia, memang dikenal sebagai salah satu wilayah paling angker di seluruh pelosok nusantara.
Menurut keyakinan masyarakat setempat, yang disebut kawasan Wentira atau Uwentira adalah wilayah yang sekarang dikenal sebagai kawasan kebun kopi, di jalan Trans Sulawesi poros Sulawesi Selatan – Sulawesi Tengah. Di sekitar sana tidak ada pemukiman penduduk hanya pohon-pohon yang menjulang tinggi berwarna keputih-putihan ditandai dengan sebuah jembatan yang konon hanya orang yang mampu melihat hal-hal gaib-lah yang bisa melihat kalau ternyata jembatan itu juga merupakan pintu gerbang untuk masuk ke Kerajaan mistis Wentira.
Di antara kesenyapan hutan, rimbunnya semak-semak di pinggir jalan, terdapat jembatan tak seberapa besar. Persis jembatan berikut jurang dan ngarai tajam di sekitar situlah dipercaya orang sebagai “pusat Wentira”, negeri jin dan para lelembut, yang lewat berbagai cerita, dikatakan penghuninya sering keluar dari dunia mayanya, masuk dan menyatu dalam kehidupan manusia sehari-hari.
Sebenarnya banyak sekali kesaksian-kesaksian dari orang-orant yang mengaku pernah jalan-jalan ke Wentira, misalnya salah satu contoh yang paling terbaru yang saya dengar adalah ada seseorang yang memesan sebuah mobil BMW i series warna kuning dengan memberikan alamat “WENTIRA”. Dan hebohnya, yang memesan itu adalah “seorang pria tua” tanpa ada keanehan sama sekali menurut sales promotion perusahaan tersebut. Lalu setelah mobil tersebut di antar, ternyata tempat yang mereka datangi hanyalah hutan lebat.
Banyak juga warga di sekitar Wentira mengatakan, apabila ada kendaraan lewat daerah tersebut harus membunyikan klakson 3X agar perjalanan mereka lancar sampai tujuan.
Menurut mereka yang pernah ke “Kota Wentira”, kota itu sangat modern, dgn peradabana yang sangat luar biasa. Semua jenis kendaraan ada disana (termasuk MRT). Masyarakatnya makmur dan serba berada. Yang menjadi persoalan adalah, pintu masuk ke kota tsb. Hampir tak satu orang pun bisa menjelaskn secara pasti lokasi jalan masuk. beberapa menjelaskan bahwa pintu masuk degan kendaraan roda dua dan mobil adalah melalui sebuah jembatan beratap. Jembatan ini sebenarnya menjembatani sebuah sungai yang membentang. Secara logika, bila kita masuk ke ujung satu pastilah bisa tiba di ujung satunya. Namun keanehan terjadi. Kadang2 ketika sebuah mobil memasuki ujung jembatan, mobil itu tdk pernah lagi keluar di ujung satunya. Beberapa hari kemudian, biarlah pengendara mobil itu bercerita bahwa mereka baru saja pulang dari Kota Wentira, di mana segala sesuatunya ada disana.
Kawasan ini dikenal cukup berat, menanjak dengan kemiringan yang sangat tajam. Belum lagi didaerah ini sering terjadi longsong. Jembatan itu masih ada, dan bahkan sekarang ada sebuah tugu berwarna kuning bertuliskan NGAPA UWENTIRA. “Ngapa” alam bahasa Kaili berarti Kampung, Negeri atau Kota sedangkan “Uwentira” berarti tidak kasat mata. Jadi “NGAPA UWENTIA” berarti Kota “UWENTIRA”.
Sampai sekarang keanehanWENTIRA tersebut masih di saksikan oleh bebrapa orang yang belum tahu cerita tentang WENTIRA dan masih banyak kesaksian tentang besarnya KotaWENTIRA. Semoga menambah wawasan.



Masjid Kubah Emas Depok

Tampak Kedua Foto Masjid Dari LuarFoto Dalam Masjid

Masjid Kubah Emas (Masjid Dian Al Mahri) merupakan sebuah masjid megah yang berdiri di Kota Depok, Propinsi Jawa Barat. Ciri khas masjid ini terletak pada atap kubahnya yang terbuat dari emas 24 karat. Bangunan masjid ini mempunyai luas sekitar 8 hektar dan menempati area tanas seluas 60 hektar. Konon, karena kemegahannya, masjid ini sering disebut sebagai masjid termegah di Asia Tenggara, melebihi Masjid Istiqlal di Jakarta.Disebut masjid kubah emas, karena kubah-kubah masjid ini memang dilapisi emas 24 karat setebal 2 hingga 3 milimeter. Kubah-kubah itu terdiri dari satu kubah utama berdiameter 20 meter dengan tinggi 25 meter, dan empat kubah kecil dengan diameter 7 meter dan tinggi 8 meter. Lima kubah ini melambangkan rukun Islam.Selain itu, di pojok-pojok masjid juga berdiri enam menara yang berbentuk segi enam (heksagonal) dengan tinggi sekitar 40 meter. Keenam menara ini dibalut batu-batu granit abu-abu dengan ornamen melingkar. Pada puncak menara-menara ini juga terdapat kubah yang dilapisi emas. Enam menara ini melambangkan rukun iman.Nama masjid ini sebenarnya Masjid Dian Al-Mahri. Dibangun oleh seorang pengusaha asal Banten bernama Dian Djuriah Al-Rasyid. Ia membeli tanah di situ sejak 1996 dan mulai membangun masjid pada tahun 2001. Pembangunan selesai pada tahun 2006, dan dibuka untuk publik pada tanggal 31 Desember 2006, bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha 1427 H.Wisatawan yang berkunjung ke masjid ini dikenai biaya parkir kendaraan. Untuk rombongan bus dikenai tarif parkir sebesar Rp 10.000, untuk mobil keluarga dikenai tarif 3.000, sedangkan pengendara roda dua hanya sebesar Rp 2.000 (Mei 2008).Masjid Kubah Emas dibuka setiap hari untuk umum pada pukul 04.00—06.00 WIB dan pada pukul 10.00—20.00 WIB. Pada hari Kamis, masjid ini ditutup untuk persiapan kebersihan shalat Jumat.Luas bangunan masjid 8 ribu meter, 7 ribu meter untuk halaman parkir, dan 60 hektar untuk lahan pendukung. Di lahan pendukung itu kini sudah hadir restoran, toko butik, rumah penginapan, gedung serbaguna, Islamic Senter, dan lain-lain. Kelak di sekitarnya akan dibangun pesantren dan universitas.

Radio Magno Buatan Indonesia

magno-radio
Radio Magno - radio kayu buatan pengrajin di kampung Kandangan, Temanggung berhasil meraih penghargaan tertinggi dalam desain produk di London.
Radio kayu Magno yang didesain dan diproduksi Singgih Susilo Kartono berhasil meraih penghargaan sangat prestisius Brit Insurance Design of the Year 2009.
Penghargaan itu diserahkan dalam acara makan malam yang dispronsori stasiun televisi swasta Channel 4, Selasa malam.
Selain penghargaan untuk desain produk, The Design Museum juga memberikan penghargaan untuk katagori Architecture, Fashion, Furniture, Graphics, Interactive, dan Transport
The Design Museum merupakan museum terkemuka di dunia yang memberikan penghargaan kepada desain kontemporer di berbagai negara dan katagori .
Singgih mengatakan di London, Rabu, ia sendiri merasa mendapat suatu kejutan. “Saya tidak mengira apresiasi terhadap Magno Wooden radio ini cukup tinggi,” katanya lalu mengatakan radio kayu desainnya menggunakan pendekatan filosofi desain Asia.
Hal ini menurut Singgih sangat sejalan dengan prinsip-prinsip “sustainable design.”
Radio kayu yang diberi merek Magno itu, sebelumnya juga diumumkan menjadi pemenang Good Design Award 2008 di Jepang untuk kategori Innovation/Pioneering & Experimental Design.
Magno juga masuk nominasi untuk Grand Awards untuk Desain for Asia Award yang digelar di Hongkong.
Radio kayu buatan Singgih bermerek Magno lebih banyak diekspor ke Jepang, Jerman, dan Amerika Serikat dengan jumlah 300-400 unit per tahun.
Penghargaan Brit Insurance Design diumumkan 18 Maret, yang pemenangnya dipilih oleh panel terdiri dari sembilan orang.
Selama 12 bulan dewan juri yang terdiri para desainer terkemuka memberikan penghargaan The Brit Insurance Design Awards 2009, di bidang arsitektur dimenangkan oleh New Oslo Opera House.
Dewan juri memuji konsep dan desain Singgih S Kartono yang mengunakan produk lokal dengan pengrajin dari daerah sekitar. “Enterprenur asal Indonesia memiliki ide kreatif di balik idenya membuat radio kayu yang membantu ekonomi daerah dengan mempekerjakan masyarakat di desa Kandangan,” kata dewan juri.

Pulau Simping Pulau Terkecil Didunia


Tampak foto Pulau Simpingidegue-network.blogspot.com - Pulau Simping, Pulau Terkecil di Dunia
idegue-network.blogspot.com - Pulau Simping, Pulau Terkecil di Dunia
Pulau Simping - Indonesia memang negara yang luas, kaya, dan indah. Bukan hanya Bali, banyak pulau dan pantai yang amat menarik minat wisatawan. seperti pulau terkecil di dunia yaitu Pulau Simping.
Di antara 17.508 pulau di Indonesia, Simping memang paling berukuran mini dengan luas hanya 1 hektar. Pulau Simping terletak di perairan Pantai Teluk Mak Jantu, Kecamatan Singkawang Selatan, Kota Singkawang, Kalimantan Barat.
Pulau ini termasuk dalam kawasan wisata Pantai Sinka Park Island, tempat wisata yang baru empat tahun ini mulai dikembangkan di kawasan pesisir Kota Singkawang.
Pulau Simping merupakan daratan yang tediri dari pasir dan bebatuan yang ditumbuhi beberapa pohon di atasnya. Di sana juga terdapat semacam klenteng kecil, tempat warga Tionghoa setempat bersembahyang.
Di pulau mungil ini juga tersedia keindahan pemandangan pantai, laut, dan perbukitan yang mengelilinginya. Maka tak heran. Walaupun sangat kecil Simping tak pernah sepi pengunjung.
Kawasan ini juga termasuk dalam area konservasi dan hutan yang dilindungi. Dan PBB pun sudah mengakui bahwa Simping merupakan pulau terkecil di dunia dan klaim ini semakin membuatnya ramai dikunjungi wisatawan. Sebelumnya pulau ini disebut Pulau Kelapa Dua.Berkunjung ke pulau Simping tidak terlalu sulit hanya membutuhkan waktu 20 menit dari kota Singkawang menuju Pantai Teluk Mak Jantu.
Jika dari arah Pontianak membutuhkan waktu sekitar tiga Jam perjalanan menuju ke arah Kota Singkawang. Jarak tempuh ke Pulau Simping sekitar 100 meter dari bibir pantai teluk Mak Jantu. Untuk mencapainya kita dapat menggunakan jembatan dari beton yang sengaja dibangun untuk menuju lokasi pulau.
Pulau Simping terdiri dari pasir dan batu, dan beberapa pohon diatasnya. Di dalam pulau ini terdapat kelenteng disinilah para penghuni yang keturunan Cina memanjatkan doa. Jarak dari kota Pontianak ke Pulau Simping kira-kira 2-3 Jam

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Laundry Detergent Coupons