Air terjun merambat Roro Kuning letaknya sekitar 27-30 km
selatan kota Nganjuk, di tengah hutan pinus dengan ketinggani sekitar 600 meter
dari permukaan air laut tepatnya di kaki Gunung Wilis di Desa Bajulan,
Kecamatan Loceret, Kabupaten Nganjuk.
Air terjun
desa Bajulan baru dibuka untuk umum tahun 2005. Pemkab Nganjuk sudah
melengkapinya dengan kolam renang, tempat perintirahatan para wisatawan, tempat
bermain untuk anak-anak dan pentas pertunjukan musik dan kesenian tradisional.
Selain keindahan alam, air terjun
Roro Kuning juga memiliki nilai sejarah. Di sekitar lokasi ini terdapat monumen
perjuangan Panglima Besar Jenderal Sudirman. Monumen ini dibangun untuk
mengenang perjuangan Jenderal Sudirman saat memimpin perang gerilya melawan
Belanda pada tahun 1949. Selain menumen, di tempat ini juga terdapat sebuah
rumah sangat sederhana yang pada masa perjuangan dahulu sempat ditempati Pak
Dirman selama satu minggu. Karena itulah selain menikmati keindahan alam,
pengunjung air terjun Roro Kuning juga bisa sekaligus mengenang perjuangan
Panglima Besar Sudirman.
Legenda
Nama Roro Kuning berasal dari Ruting dan Roro Kuning putri raja Kadiri dan Dhoho yang berkuasa sekitar abad ke 11-12. Ruting yang aslinya bernama Dewi Kilisuci dan Roro Kuning yang sebenarnya Dewi Sekartaji adalah putri semata wayang Lembu Amiseno dari Kerajaan Doho.
Ketika kedua putri raja itu sakit, di kerajaan tidak ada yang bisa menyembuhkan. Runting sakit kuning dan Roro Kuning sakit gondok dan kulit. Untuk mencari kesembuhan kedua putri raja mengembara masuk keluar hutan belantara, naik gunung turun gunung dan akhirnya singgah di lereng Gunung Wilis Desa Bajulan. Ketika sedang merenungi nasibnya sang putri bertemu dengan Resi Darmo dari Padepoan Ringin Putih desa Bajulan.
Di sinilah dua putri raja dirawat dan diberi obat ramuan tradisional oleh sang Resi yang sakti. Dengan ramuan dedaunan, sakit putri raja akhirnya bisa sembuh. Dalam proses penyembuhannya, putri Runting dan Kuning sering mandi di air terjun yang kemudian diabadikan oleh sang Resi menjadi nama air terjun.
Legenda
Nama Roro Kuning berasal dari Ruting dan Roro Kuning putri raja Kadiri dan Dhoho yang berkuasa sekitar abad ke 11-12. Ruting yang aslinya bernama Dewi Kilisuci dan Roro Kuning yang sebenarnya Dewi Sekartaji adalah putri semata wayang Lembu Amiseno dari Kerajaan Doho.
Ketika kedua putri raja itu sakit, di kerajaan tidak ada yang bisa menyembuhkan. Runting sakit kuning dan Roro Kuning sakit gondok dan kulit. Untuk mencari kesembuhan kedua putri raja mengembara masuk keluar hutan belantara, naik gunung turun gunung dan akhirnya singgah di lereng Gunung Wilis Desa Bajulan. Ketika sedang merenungi nasibnya sang putri bertemu dengan Resi Darmo dari Padepoan Ringin Putih desa Bajulan.
Di sinilah dua putri raja dirawat dan diberi obat ramuan tradisional oleh sang Resi yang sakti. Dengan ramuan dedaunan, sakit putri raja akhirnya bisa sembuh. Dalam proses penyembuhannya, putri Runting dan Kuning sering mandi di air terjun yang kemudian diabadikan oleh sang Resi menjadi nama air terjun.
0 comments:
Post a Comment