Benteng Pendem ini dikelilingi oleh parit yang berisi air dengan kedalaman 10 meter, namun sekarang telah dangkal. Disebut sebagai benteng pendem karena benteng ini setelah jadi dibuat ditimbun oleh tanah sampai kedalaman 3,5 meter. Benteng Pendem ini adalah sebuah markas pertahanan milik Belanda, yang berfungsi untuk menahan serangan dari arah laut. Belanda memakai benteng ini sampai tahun 1942 karena Jepang berhasil menduduki Indonesia. Hingga bom atom Hiroshima dan Nagasaki yang membuat Jepang meninggalkan benteng pendem ini. Kemudian TNI dan para pejuang kemerdekaan menggunakan benteng pendem ini sebagai tempat latihan perang dan pendaratan laut.
Bangunan dari benteng pendem ini terdiri dari beberapa bagian ruang barak, ruang klinik, ruang pertahanan, benteng pengintai, ruang rapat, ruang meriam, ruang amunisi, ruang senjata, ruang penjara, ruang eksekusi bagi tahanan, dapur, ruang perwira dan ada juga sebuah terowongan yang menghubungkan sampai ke benteng-benteng pertahanan di Nusakambangan. Masih banyak ruangan didalam benteng pendem ini yang belum ditemukan dan masih tertimbun pasir sejak digali tahun 1986.
Bangunan benteng pendem terdiri dari beberapa ruang yang masih kokoh hingga kini. Namun, sejak awal ditemukan, ruangan dalam benteng belum sepenuhnya diketahui. Ruangan dalam benteng yang umum diketahui terdiri dari barak, benteng pertahanan, benteng pengintai, ruang rapat, klinik pengobatan, gudang senjata, gudang mesiu, ruang penjara, dapur, ruang perwira, dan ruang peluru. Ada pula yang menyatakan bahwa dalam benteng tersebut terdapat terowongan menuju benteng-benteng lain dan sejumlah gua di Pulau Nusakambangan. Namun, hingga kini hal itu belum sepenuhnya terbukti
Antara Benteng Pendem dan Pulau Nusakambangan memang ada kaitannya. Di “pulau penjara” ini, sejumlah bangunan bersejarah peninggalan pemerintah kolonial Belanda bisa dijumpai.
Bangunan bersejarah seperti rumah penjara, tempat peristirahatan di candi, benteng Portugis dengan peninggalan meriam kuno yang merupakan sebagian potensi alam serta sejarah di Nusakambangan, memiliki prospek bagus untuk ditawarkan sebagai atraksi wisata.
Di pulau ini terdapat sekira 25 goa, termasuk goa kelelawar yang dihuni ribuan hewan malam ini.
Memasuki Nusakambangan dengan waktu tempuh 15 – 20 menit dari Dermaga Wijayapura, pertama kali akan melihat monumen Nusakambangan berupa sebuah tugu peringatan yang jaraknya hanya sekira 10 meter dari Pelabuhan Sodong, Nusakambangan.
Menuju arah barat pulau ini, terdapat bangunan penjara peninggalan Belanda seperti bangunan LP Limus Buntu. Bangunan penjara pertama yang dibangun Belanda, adalah LP Permisan yakni tahun 1908 dan terletak di ujung selatan pulau ini. Pada tahun 1912 dibangun lagi sebuah penjara di daerah Nirbaya dan Karanganyar.
Selama kurun waktu tahun 1925 sampai tahun 1935 dibangun rumah penjara di Batu, Karang tengah Gliger, Besi, dan Kembang kuning hingga seluruh LP di sana berjumlah sembilan.
Di samping bangunan-bangunan penjara di sebuah perbukitan di daerah candi, terdapat sebuah pesanggrahan. Dari atas puncak bukit ini, kita dapat melihat kerlip-kerlip sinar lampu Kota Cilacap serta kawasan hutan bakau di Segara Anakan.
0 comments:
Post a Comment