Friday 22 June 2012

Benteng Van Der Wijck Gombong

Benteng Van Der Wijck - merupakan Benteng pertahanan yang dibangun pada tahun 1818 oleh Hindia -Belanda. Terletak di Gombong, Kebumen, Jawa Tengah, benteng ini merupakan benteng terbesar di Jawa bagian selatan pada masanya dan bentuknya yang persegi delapan konon hanya ada dua di dunia. Nama benteng diperkirakan diambil dari salah satu komandan pada saat itu.

Benteng kuno dengan dominasi warna merah ini cukup menyolok diantara bangunan lain, namun tersamar dari jalan utama mengingat gerbang masuk lokasi wisata ini cukup jauh dari pintu gerbang benteng. Disediakan kereta api mini yang siap mengantarkan pengunjung dari gerbang utama mengelilingi objek wisata bersejarah ini

Benteng setinggi 10 meter, setebal 1,4 meter, dan seluas 7.168 meter persegi itu dibangun dua lantai. Lantai pertama mempunyai empat pintu gerbang. Di dalamnya terdapat 16 ruangan besar dan 27 ruangan kecil. Juga ada 72 jendela dan delapan tangga untuk menuju lantai dua, yang memiliki 16 ruangan besar dan 25 ruangan besar.

Benteng ini memiliki 16 barak yang dulunya digunakan sebagai asrama tentara Belanda. Di zaman pendudukan Jepang, benteng ini dipakai untuk melatih prajurit PETA (Pembela Tanah Air). Mereka ditempatkan di barak-barak di sekitar bentang, sedangkan bagian utama benteng digunakan sebagai gudang penyimpanan bahan makanan, senjata, dan amunisi.
Didalam benteng itu sendiri pengunjung bisa melihat beberapa foto dokumentasi seputar bentuk asli bangunan benteng saat ditemukan dan tahap-tahap pemugaran yang telah dilakukan terhadapnya. Ruangan-ruangan bekas barak militer, asrama, pos jaga bisa dilihat didalam benteng dan semuanya boleh dibilang dalam keadaan rapi dan bersih. Hanya saja sebuah papan pengumuman yang ditempel dibagian luar benteng berisi "Sebelum masuk benteng sebaiknya anda berdoa sejenak menurut kepercayaan masing-masing".

Benteng Van der Wijck sebenarnya dibangun pada awal abad 19 atau sekitar tahun 1820-an, bersamaan meluasnya pemberontakan Diponegoro. Pemberontakan ini ternyata sangat merepotkan pemerintah kolonial Belanda karena Diponegoro didukung beberapa tokoh elit di Jawa bagian Selatan. Maka dari itu Belanda lalu menerapkan taktik benteng stelsel yaitu daerah yang dikuasai segera dibangun benteng. Tokoh yang memprakarsai pendirian benteng ini adalah gubernur jenderal Van den Bosch. Tujuannya jelas sebagai tempat pertahanan (sekaligus penyerangan) di daerah karesidenan Kedu Selatan. Pada masa itu, banyak benteng yang dibangun dengan sistem kerja rodi (kerja paksa) karena ada aturan bahwa penduduk harus membayar pajak dalam bentuk tenaga kerja. Tentu saja cara ini membuat penduduk kita makin menderita apalagi sebelumnya gubernur jenderal Deandels punya proyek serupa yaitu jalan raya Anyer - Panarukan.

Dikelilingi oleh banyak pepohonan membuat benteng ini terlihat asri dan sejuk, ditambah lagi terdapat banyak wahana permainan anak yang tarifnya berkisar antara Rp. 3000,- sampai Rp. 8000,- yang sangat cocok untuk berwisata bersama keluarga. Jadi selain membawa anak-anak bersenang-senang di wahana permainan para orang tua juga dapat mengenalkan sejarah yang ada di Benteng  Van Der Wijck. Yang menjadi nilai tambah benteng ini adalah kawasannya yang sangat terawat dan lengkap, fasilitas umum seperti toilet dan kantin pun sangat bersih sehingga menambah kenyamanan saat berkunjung ke benteng ini, bahkan terdapat penginapan dan ruang pertemuan didalamnya. Sebelum pulang tidak ada salahnya para wisatawan untuk mampir sejenak di kios-kios untuk membeli oleh-oleh khas Kebumen.

0 comments:

Post a Comment

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Laundry Detergent Coupons