Tuesday, 5 June 2012

Empek - empek Makanan Kota Palembang

Pempek atau Empek-empek adalalah makanan khas dari Kota Palembang, Sumatra Selatan, Kota yang terkenal dengan Jembatan Musi. Makanan ini terbuat dari ikan dan sagu. Sebenarnya sulit untuk mengatakan bahwa pempek pusatnya adalah Palembang, hampir semua Kabupaten di Sumatra Selatan memiliki Pempek yang khas dan penyajiannya yang berbeda.
Penyajian pempek ditemani oleh saus berwarna hitam kecoklat-coklatan yang disebut cuka atau cuko (bahasa Palembang). Cuko dibuat dari air yang dididihkan, kemudian ditambah gula merah, udang ebi dan cabe rawit tumbuk, bawang puti, dan tak lupa ditambahkan garam. Bagi masyarakat asli Palembang,cuko dari dulu dibuat pedas untuk menambah nafsu makan. Namun seiring masuknya pendatang dari luar pulau Sumatera maka saat ini banyak ditemukan cuko dengan rasa manis bagi yang tidak menyukai pedas. Cuko dapat melindungi gigi dari karies (kerusakan lapisan email dan dentin). Karena dalam satu liter larutan kuah pempek biasanya terdapat 9-13 ppm fluor. satu pelengkap dalam menyantap makanan berasa khas ini adalah irisan dadu timun segar dan mie kuning.
Jenis pempek yang terkenal adalah "pempek kapal selam", yaitu telur ayam yang dibungkus dengan adonan pempek dan digoreng dalam minyak panas. Ada juga yang lain seperti pempek lenjer, pempek bulat atau orang lebih mengenal ada'an, pempek kulit ikan, pempek pistel, pempek telur kecil, dan pempek keriting.
Pempek bisa ditemukan dengan sangat mudah di seantero Kota Palembang. Pempek dijual dimana-mana di Palembang, ada yang menjual di restoran, ada yang dipinggir jalan, dan juga ada yang dipikul. Disemua kantin sekolah/tempat kerja/kampus pasti ada yang menjual pempek. Tahun 1980-an, penjual pempek biasa memikul 1 keranjang pempek penuh sambil berkeliling Kota Palembang jalan kaki menjajakan makanannya.
Menurut sejarahnya, pempek telah ada di Palembang sejak masuknya perantau Cina ke Palembang, yaitu di sekitar abad ke-16, saat Sultan Mahmud Badaruddin II berkuasa di kesultanan Palembang-Darussalam. Nama empek-empek atau pempek diyakini berasal dari sebutan "apek", yaitu sebutan untuk lelaki tua keturunan Cina.
Berdasarkan cerita rakyat, sekitar tahun 1617 seorang apek berusia 65 tahun yang tinggal di daerah Perakitan tepi Sungai Musi merasa prihatin menyaksikan tangkapan ikan yang berlimpah di Sungai Musi yang belum seluruhnya dimanfaatkan dengan baik, hanya sebatas digoreng dan dipindang. Ia kemudian mencoba alternatif pengolahan lain. Ia mencampur daging ikan giling dengan tepung tapioka, sehingga dihasilkan makanan baru. Makanan baru tersebut dijajakan oleh para apek dengan bersepeda keliling kota. Oleh karena penjualnya dipanggil dengan sebutan "pek … apek", maka makanan tersebut akhirnya dikenal sebagai empek-empek atau pempek.
 Namun cerita rakyat ini patut ditelaah lebih lanjut karena singkong baru diperkenalkan bangsa Portugis ke Indonesia pada abad 16. Selain itu velocipede (sepeda) baru dikenal di Perancis dan Jerman pada abad 18. Selain itu Sultan Mahmud Badaruddin baru lahir tahun 1767. Juga singkong sebagai bahan baku sagu baru dikenal pada zaman penjajahan Portugis dan baru dibudidayakan secara komersial tahun 1810. Walaupun begitu sangat mungkin pempek merupakan adaptasi dari makanan Cina seperti baso ikan, kekian ataupun ngohyang.
Pada awalnya pempek dibuat dari ikan belida. Namun, dengan semakin langka dan mahalnya harga ikan belida, ikan tersebut diganti dengan ikan gabus yang harganya lebih murah, tetapi dengan rasa yang tetap gurih.
Pada perkembangan selanjutnya, digunakan juga jenis ikan sungai lainnya, misalnya ikan putak, toman, dan bujuk. Dipakai juga jenis ikan laut seperti tenggiri, kakap merah, parang-parang, ekor kuning, dan ikan sebelah,serta ikan lele serta ikan tuna putih.
Dari satu adonan pempek, ada banyak makanan yang bisa dihasilkan, bergantung baik pada komposisi maupun proses pengolahan akhir dan pola penyajian. Di antaranya adalah Laksan, Tekwan,Model,dan Celimpungan. Laksan dan celimpungan disajikan dalam kuah yang mengandung santan; sedangkan model dan tekwan disajikan dalam kuah yang mengandung kuping gajah, kepala udang, bengkuang,serta ditaburi irisan daun bawang, seledri, dan bawang goreng dan bumbu lainnya. Varian baru juga sudah mulai dibuat orang, misalnya saja kreasi Pempek Susan di Jelambar yang membuat pempek keju,pempek baso sapi, pempek sosis serta pempek lenggang keju yang dipanggang di wajan anti lengket.
Resep: Empek- empek Udang Kuah Cuka
Bahan : 
1 kg udang, kupas
1 butir telur kampung
100 ml air, larutkan dengan 2 sdm gula
1 sdt garam
1/2 sdt penyedap rasa, jika suka
500 g tepung sagu
Kuah cuka:
500 ml air
300 ml gula jawa
3 sdm cuka masak
50 ml air asam jawa
1 sdt garam
3 siung bawang putih, parut
15 buah cabai rawit, haluskan
Pelengkap:
mentimun iris
ebi, sangrai, tumbuk halus
mie segar atau suun

Cara membuat :
 Masukkan udang, telur, garam, dan penyedap dalam foodproccesor. Proses hingga lembut.
·         Tuangi air gula perlahan, proses sampai halus.
·         Tuang adonan yang sudah halus di dalam mangkok besar.
·         Tambahkan sagu, aduk sampai rata.
·         Bentuk adonan menjadi bulatan-bulatan dengan memakai sendok.
·         Rebus hingga mengapung dan matang. Tiriskan.
·         Saat akan disajikan, goreng bola-bola adonan hingga agak kering.
·         Angkat dan tiriskan.
·         Sajikan dengan Kuah Cuka dan Pelengkapnya.
·         Kuah Cuka:
·         Rebus semua bahan hingga gula jawa larut.
·         Angkat lalu saring. Dinginkan.

1 comments:

Rizqy Shewhite said...

Pempek Palembang sangat terkenal hingga nusantara, apalagi kapal selam

Post a Comment

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Laundry Detergent Coupons